Teknologi setelah Layar Sentuh, Teknologi Gerakan Tangan
Mulai tahun depan diperkirakan produk telepon pintar dan TV yang bisa dioperasikan tanpa sentuhan tangan sudah bisa didapati di pasar.
Ide mengoperasikan alat elektronik dengan hanya menggerakkan tangan atau anggota badan, tanpa menggenggam alat kendali jarak jauh (remote control), ini dikembangkan antara lain oleh sebuah perusahaan perintis teknologi informasi Israel bernama XTR3D.
Topik terkait
Untuk menyalakan televisi misalnya, Anda cuma perlu mengarahkan telapak tangan ke layar televisi dan menyalakannya tanpa perlu beranjak kemana-mana atau memegang benda apapun. Juga tidak dibutuhkan alat khusus atau microchip untuk ditanam dibawah kulit guna menjalankan fungsi tersebut.
Alat itu justru akan dibubuhkan pada TV, atau alat lain, yang berbentuk piranti lunak pengindra gerakan jarak jauh yang fungsinya adalah "membaca" gerakan seseorang dan menuruti perintah tanpa perlu memencet tombol secara fisik.
XTR3D yang bermarkas di Tel Aviv ini baru saja mendapat suntikan dana senilai US$8 juta (sekitar Rp73 miliar) dalam rangka mendorong pengembangan teknologi "bebas sentuh" ini.
Perusahaan kecil itu menargetkan produk telepon pintar dengan kontrol gerakan sudah bisa dijual di pasar tahun depan.
Raksasa elektronik AS, Texas Instruments, adalah satu dari investor yang turut menanam modal untuk XTR3D.
Beda teknologi
Teknologi bebas sentuh ini lebih dulu dikembangkan oleh Kinect, anak perusahaan Microsoft, yang mengembangkan konsol game yang dimainkan cukup dengan gerakan tangan tanpa perlu memegang kendali jarak jauh dan diluncurkan tahun lalu.
Produk ini laku keras meski harganya sekitar US$200 per unit (sekitar Rp1,8 juta).
Produk Kinect tersebut memiliki sensor dalam, mikrofon berlapis-lapis dan kamera RGB yang mampu merekam informasi yang dibutuhkan alat untuk melacak baik perintah berbentuk gerakan maupun suara.
Sementara teknologi yang dikembangkan XTR3D, adalah kamera 2D biasa, sejeniswebcam komputer atau yang biasa dipakai pada telepon pintar, untuk mendapat gambaran 3D dari citra 2D. Akibatnya akan muncul efek gambar tiga dimensi seperti yang dihasilkan produk Kinect.
Juru bicara perusahaan ini, Roy Ramati, mengatakan teknologi yang sedang dibangun ini punya keunggulan kamera 3D, serta mampu beradaptasi dalam cahaya terang, murah dan hemat energi.
"Juga bisa di-install pada alat elektronik jenis apapun," tambah Ramati.
Disamping berfungsi sebagai alat bantu main game dan pengganti kontrol jarak jauh televisi, produk contoh yang sedang dibuat juga mampu membuat presentasi program PowerPoint di kamputer hanya dengan lambaian tangan.
Sementara bila ditanam dalam telepon pintar atau telepon tablet, maka bisa muncul efek seperti mengendalikan alat pengendali untuk mengklik, mengecilkan, melebarkan, mendekatkan atau menjauhkan dengan gerakan mencubit. Sementara jika difungsikan pada alat pembaca lokasi (GPS), alat ini bisa diperintah tanpa perlu menyentuh saat menyetir.
'Naik daun'
Raksasa elektronik lain yang juga mengincar pengembangan teknologi ini adalah pembuat chip komputer, Qualcomm. Perusahaan ini baru saja membeli sebuah perusahaan kecil asal Kanada, GestureTek.
"(Teknologi) Gerakan jelas sedang naik daun"
Francis McDougall
Targetnya adalah pengembangan tiga alat elektronik: tablet (termasuk alat baca lektronik), telepon pintar dan TV dengan menggunakan kombinasi kamera dan alat ultrasound, kata Direktur teknologi Qualcomm, Francis MacDougall.
Jadi misalnya Anda ingin mengangkat telepon saat sedang memasak, atau sedang makan atau sedang menyetir, maka Anda bisa melakukannya tanpa perlu menyentuh layarnya atau bahkan tak perlu melihat kearahnya.
Fitur-fitur inilah yang menjadi incaran banyak perusahaan teknologi saat ini, dan mereka berlomba untuk jadi yang pertama memasarkan pengembangannya.
"(Teknologi) Gerakan jelas sedang naik daun!" seru McDougall.
Sumber : BBC Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar